Ali bin Abi al-Ash
Nasab Ali bin Abi al-Ash
Dia adalah Ali bin Abi al-Ash bin al-Rabi’ bin Abdul Uzza bin Abd Syams bin Abd Manaf. Nama ayahnya adalah Abi al-Ash, juga dikenal sebagai Al-Qasim atau Muhassim, di antara beberapa nama lainnya. Ibunya adalah Zainab binti Muhammad, putri Nabi Muhammad dan saudari dari Fatimah al-Zahra, penghulu semua wanita. Ibu tirinya adalah Umamah binti Abi al-Ash, yang dinikahi oleh Ali bin Abi Thalib setelah wafatnya Fatimah al-Zahra. Zainab meninggal dunia pada tahun 7 H atau 8 H.
Kehidupan Ali bin Abi al-Ash
Ali diasuh di kalangan Bani Ghadirah, dan Nabi Muhammad mengambilnya di bawah asuhannya saat ayahnya masih menjadi seorang musyrik. Nabi Muhammad bersabda, "Barang siapa yang berbagi dengan saya dalam pengasuhan anak-anak saya, saya lebih berhak atas mereka daripada dia. Dan barang siapa yang bersekutu dengan seorang Muslim dalam sesuatu, seorang Muslim lebih berhak atasnya daripada dia". Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa ia disusui di rumah Bani Ghadirah, dan Nabi memisahkannya dari mereka. Abi al-Ash adalah seorang musyrik di Mekah, dan Nabi Muhammad menyatakan, "Barang siapa yang berbagi dengan saya dalam sesuatu, saya lebih berhak atasnya daripada dia".
Ibn al-Athir al-Jazari melaporkan, "Ketika Nabi memasuki Mekah pada Hari Penaklukan, beliau menempatkan Ali di belakangnya di atas untanya". Ibn Hajar al-Asqalani juga menyebutkan, "Nabi menunggangi unta dengan Ali di belakangnya pada Hari Penaklukan Mekah".
Wafat Ali bin Abi al-Ash
Al-Zubair berkata, "Umar bin Abi Bakr al-Musili menceritakan kepadaku, 'Ali bin Abi al-Ash meninggal ketika dia hampir dewasa'." Ibn Mundhir melaporkan, "Ali meninggal ketika masih anak-anak selama masa hidup Nabi". Ibn al-Athir al-Jazari menambahkan, "Ali meninggal ketika dia hampir dewasa selama masa hidup Nabi". Ibn Asakir menyatakan, "Beberapa ulama genealogis menyebutkan bahwa dia terbunuh pada Hari Yarmouk".
