Perang Badr al-Maw'id
Alasan Pertempuran
Ketika Abu Sufyan, bersama kelompoknya, meninggalkan setelah Pertempuran Uhud, dia berseru, "Tempat pertemuan kalian adalah di Badr." Nabi Muhammad, berbicara kepada salah satu sahabatnya, berkata, "Sesungguhnya, Badr adalah titik pertemuan kita."
Pada hari yang ditentukan, Nabi memilih Abdullah bin Abdallah bin Abi Ibn Salul dari kalangan Ansar dan berangkat dengan 1.500 prajurit. Mereka membawa sepuluh kuda, dan Ali bin Abi Talib membawa bendera. Nabi berkemah di Badr, menunggu kedatangan Abu Sufyan.
Keberangkatan Nabi
Abu Sufyan meninggalkan Mekkah dengan memimpin sebuah pasukan yang terdiri dari 3.000, 2.500, atau 1.000 prajurit. Tujuannya tidak hanya untuk mengintimidasi umat Muslim tetapi juga untuk mencegah mereka pergi sehingga mereka akan disalahkan karena tidak bertemu.
Naim bin Mas'ud Menyebarkan Rumor
Abu Sufyan mengirim Naim bin Mas'ud untuk menyebarkan informasi palsu di kalangan penduduk Madinah. Para munafik dan Yahudi membantunya dalam tugas ini. Mereka semua mengklaim bahwa Nabi Muhammad tidak akan lolos dari pertemuan ini. Misinformasi ini berperan dalam peristiwa tersebut.
Nasihat Abu Bakr dan Umar
Abu Bakr dan Umar menasihati Nabi untuk melanjutkan ke Badr, tidak ingin terlihat mundur, karena ini akan dianggap sebagai kepengecutan. Nabi setuju dan mengumumkan keberangkatannya, berkata, "Demi Dzat yang jiwa saya berada di tangan-Nya, kami akan keluar meskipun tidak ada yang pergi bersama kami."
Keberangkatan Nabi untuk Menghadapi Musuh
Nabi memanggil umat untuk pergi. Dia diikuti oleh 350 pejuang, dan mereka berangkat menuju Badr. Nabi sampai di Badr dengan pasukannya dan menunggu Quraisy selama delapan hari. Namun, mereka tidak datang karena telah kembali karena takut menghadapi konfrontasi yang nyata. Mereka mengemukakan berbagai alasan, salah satunya adalah kelangkaan sumber daya selama masa kelaparan.
Hasil Pertempuran
Hasil dari ekspedisi ini adalah bahwa Quraisy melarikan diri dalam rasa malu dan kekalahan sementara umat Muslim kembali sebagai pemenang. Ini mengakibatkan penghinaan bagi musuh utama, yang merupakan kekuatan terkuat di Jazirah Arab, dengan pasukan terbesar dan paling lengkap. Quraisy, yang sebelumnya menantang umat Muslim dan melarikan diri dari konfrontasi, kini menimbulkan ketakutan di hati suku-suku dan mengakibatkan pengusiran beberapa orang Yahudi. Pertempuran Uhud tidak mematahkan semangat umat Muslim. Salah satu konsekuensinya adalah bahwa orang-orang dari suku Arab di sekitar Madinah bersumpah setia kepada Nabi.