Umrah al-Qada

Umrah al-Qada
Oleh Who Muhammad Is Tim
| Komentar

Penyebab Penamaan Umrah Al-Qada

Umrah Al-Qada dinamakan demikian karena Quraisy, khususnya para pemimpinnya, bertindak sebagai hakim selama Umrah ini. Penamaan ini tidak didasarkan pada "pembalasan" karena penundaan Umrah, tetapi karena Umrah ini dilakukan secara lengkap dan tanpa gangguan. Nabi Muhammad (semoga salam dan berkah Allah tercurah kepadanya) melakukan empat Umrah selama hidupnya yang diberkati:

  1. Umrah Al-Hudaybiyyah
  2. Umrah Al-Qada
  3. Umrah Al-Ji'ranah
  4. Umrah keempat selama Haji Wada'

Sebelum Umrah ini, Nabi Muhammad (semoga salam dan berkah Allah tercurah kepadanya) memiliki visi di mana beliau melihat dirinya dan para sahabat memasuki Masjid al-Haram dalam keadaan Ihram (pakaian haji), mencukur kepala, dan merasa aman. Visi ini dikonfirmasi oleh Allah dalam Al-Qur'an, seperti yang dinyatakan dalam Surah Al-Fath, Ayat 27.

Tujuan Umrah Al-Qada

Salah satu tujuan dari Umrah ini adalah untuk mengonfirmasi visi Nabi Muhammad (semoga salam dan berkah Allah tercurah kepadanya) mengenai masuknya umat Muslim ke Mekkah untuk pertama kalinya. Para Muslim awalnya berpikir bahwa visi tersebut berkaitan dengan Hari Hudaybiyyah. Namun, ketika mereka tidak masuk ke Mekkah saat itu, disepakati bahwa Nabi Muhammad (semoga salam dan berkah Allah tercurah kepadanya) dan para sahabatnya akan kembali ke Mekkah pada tahun berikutnya untuk melakukan Umrah.

Allah menurunkan ayat yang menunjukkan bahwa apa yang telah mereka lakukan, merujuk pada perjanjian, adalah pendahulu kemenangan yang dekat. Ini disebutkan dalam Surah Al-Fath, Ayat 27.

Kapan Umrah Al-Qada Terjadi

Nabi Muhammad (semoga salam dan berkah Allah tercurah kepadanya) menuju Mekkah untuk melakukan Umrah Al-Qada sesuai dengan perjanjian dengan Quraisy setelah Perjanjian Hudaybiyyah. Ini terjadi pada bulan Dzul-Qi'dah tahun ketujuh setelah Hijrah, menurut kesepakatan Ibn Ishaq dan Musa bin 'Uqba.

Peristiwa Umrah Al-Qada

Nabi Muhammad (semoga salam dan berkah Allah tercurah kepadanya) memulai perjalanan ke Mekkah untuk Umrah, mengikuti perjanjian dengan Quraisy setelah Perjanjian Hudaybiyyah. Mereka telah sepakat bahwa umat Muslim akan kembali tahun berikutnya untuk melakukan Umrah. Ketika Nabi (semoga salam dan berkah Allah tercurah kepadanya) dan para Muslim tiba di Mekkah pada bulan Dzul-Qi'dah, mereka sepakat untuk tidak memasuki Mekkah dengan senjata dan untuk menyimpan senjata mereka. Mereka juga sepakat bahwa tidak ada Quraisy yang akan dipaksa kembali ke sukunya melawan kehendak mereka. Mereka juga sepakat untuk tidak tinggal di Mekkah lebih dari tiga hari.

Para Muslim melakukan Tawaf (berkeliling Ka'bah), sementara Quraisy berkumpul di Gunung Qu'ayq'an. Quraisy menyebarkan rumor bahwa umat Muslim lemah dan tidak akan mampu melakukan Tawaf dan ritual lainnya. Nabi (semoga salam dan berkah Allah tercurah kepadanya) memerintahkan para Muslim untuk melakukan Tawaf dan Sa'i (berjalan antara Safa dan Marwah) dengan cepat. Setelah waktu yang disepakati berlalu, Quraisy datang kepada Ali ibn Abi Talib dan memintanya untuk memberitahu Nabi (semoga salam dan berkah Allah tercurah kepadanya) untuk pergi. Nabi (semoga salam dan berkah Allah tercurah kepadanya) melakukannya, dan Ali membawa putri Nabi, Fatimah, di pundaknya, yang menyebabkan perselisihan di antara beberapa Sahabat.

Hasil Umrah Al-Qada

Hasil dari Umrah ini adalah konfirmasi visi Nabi Muhammad (semoga salam dan berkah Allah tercurah kepadanya), dan menandai masuknya umat Muslim ke Mekkah untuk pertama kalinya sejak Hijrah. Umrah ini juga mempersiapkan dasar untuk pembukaan Mekkah, karena umat Muslim mengamati perilaku dan kekuatan Quraisy dengan dekat.

Kategori Perang

Tinggalkan Komentar

Harap jangan menggunakan nama bisnis Anda untuk berkomentar.