Abu Lahab bin Abdul Muttalib "Paman Nabi"
Abu Lahab dan Garis Keturunannya
Abu Lahab, yang nama aslinya adalah Abdul Uzza ibn Abdul Muttalib, adalah salah satu paman Nabi Muhammad (semoga damai menyertainya). Ia berasal dari suku Quraisy yang kafir dan memiliki banyak kejadian di mana ia menentang Islam dan menyimpan permusuhan terhadap Nabi Muhammad (semoga damai menyertainya). Ia dijuluki Abu Utbah dan disebut Abu Lahab karena kemerahan pipinya dan putih wajahnya. Nama julukannya selaras dengan nasibnya, karena namanya menjadi sinonim dengan api, mencerminkan perbuatan dan akibat akhirnya.
Penentangan Abu Lahab terhadap Nabi dan Islam
Permusuhan Abu Lahab terhadap Nabi dan Islam terlihat ketika Nabi diperintahkan oleh Allah untuk memperingatkan kerabat terdekatnya. Abu Lahab berdiri di atas gunung di Mekah, mengajak kaumnya untuk percaya kepada Allah semata.
Alih-alih mendukung keponakannya (Nabi) atau setidaknya tetap diam, ia mulai mengejek Nabi yang mulia, berkata, "Semoga kamu binasa! Apakah ini yang kau kumpulkan kami hari ini?" Istrinya juga termasuk orang yang menyakiti Nabi, tetapi Allah, dalam membela utusan-Nya yang mulia, menurunkan Surah Al-Masad (Surah 111) sebagai tanggapan.
Musuh dan Tindakan Abu Lahab Terhadap Nabi
Abu Lahab menjadi terkenal karena secara aktif menyakiti Nabi dan menghalangi orang untuk mengikuti panggilannya. Setiap kali Nabi mengajak orang untuk percaya kepada Allah, Abu Lahab akan mengalihkan mereka dari iman, menyebabkan orang menjauh dari pesan Nabi. Ia terus-menerus mengejar Nabi, mendesak orang untuk tidak percaya padanya, menyebutnya sebagai penyihir.
Ia tidak meninggalkan satu batu pun tanpa berusaha melawan Nabi dan para sahabatnya. Permusuhannya terhadap Islam terlihat dalam berbagai kejadian, termasuk memimpin kelompok yang berniat membunuh Nabi. Ini menjadi jelas ketika ia memerintahkan putranya, Utbah dan Utaybah, untuk menceraikan putri-putri Nabi, Ruqayyah dan Umm Kulthum, setelah Kenabian dimulai, dengan harapan dapat mengalihkan perhatian Nabi dari misinya dengan mengikatnya pada urusan pribadi.
Keluarga Abu Lahab
Istri Abu Lahab adalah Umm Jamil bint Harb, dan anak-anak mereka adalah Utbah, Muattab, dan Utaybah. Utaybah dimakan singa dan mati sebagai seorang kafir, sementara Utbah dan Muattab menerima Islam kemudian, berpartisipasi bersama Nabi dalam Perang Hunayn. Mereka tetap teguh dan tinggal di Mekah, meninggalkan keturunan setelah mereka.
Penyebutan Dalam Al-Qur'an Tentang Istri Abu Lahab dan Nasibnya
Dalam Al-Qur'an, Allah menggambarkan istri Abu Lahab sebagai pembawa kayu api karena ia biasa membawa duri dan kayu, menempatkannya di jalan Nabi Muhammad (semoga damai menyertainya). Beberapa penafsiran menunjukkan ini bisa berarti ejekan terhadap kemiskinan Nabi meskipun ia sendiri kaya, atau penyebaran gosip dan memicu perselisihan di antara orang-orang.
Al-Qur'an berbicara tentang nasib Abu Lahab dan istrinya hingga Hari Kiamat. Allah mengutuk Abu Lahab dan menegaskan bahwa tidak ada kekayaan atau anak-anaknya yang akan bermanfaat baginya. Nasib mereka adalah api yang berkobar, dengan tali serat palm di leher istrinya, menariknya menuju api.
Kematian Abu Lahab
Abu Lahab meninggal di Mekah setelah Perang Badr karena penyakit ganas, yang dianggap oleh orang Arab sebagai pertanda buruk. Allah menimpakan penderitaan mental dan fisik kepadanya, sementara putra-putranya menjaga jarak, takut terinfeksi. Setelah kematiannya, selama tiga hari, tidak ada yang mendekatinya. Mereka menggali lubang untuk pemakamannya, mendorongnya dengan tongkat, dan kemudian melemparkan batu padanya dari jarak jauh hingga ia tertutup oleh batu-batu tersebut.